AKUNTANSI INTERNASIONAL
Disusun oleh:
Agus Nuramin (20210331)
Maretta Fransiska (24210200)
Odelia JelitaK (25210245)
Risma Puspita Sari (26210052)
Zulfa Amalia Anugrah (28210836)
KELAS : 4EB04
BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Tujuan laporan keuangan dibuat adalah agar dapat digunakan dalam suatu kepentingan ekonomi. Kepentingan ekonomi tersebut dapat berupa menganalisis kesehatan ekonomi perusahaan tersebut. Maka, Untuk dapat memperoleh gambaran tentang perkembangan finansial suatu perusahaan, perlu diadakan analisa atau interpretasi terhadap data finansial dari perusahaan bersangkutan, dimana data finansial itu tercermin di dalam laporan keuangan. Ukuran yang sering digunakan dalam melakukan analisis adalah ratio.
Menurut Van Horne (2005) : “Rasio keuangan adalah alat yang digunakan untuk menganalisis kondisi keuangan dan kinerja perusahaan. Kita menghitung berbagai rasio karena dengan cara ini kita bisa mendapat perbandingan yang mungin akan berguna daripada berbagai angka mentahnya sendiri.”
Laporan keuangan yang paling sering di analisis dari pihak ke tiga adalah perusahaan-perusahaan yang sudah menerbitkan saham. Perusahaan yang menerbitkan saham tersebut harus sudah terdaftar di dalam Bursa Efek Indonesia (BEI), atau bisa juga di Bursa Efek Singapura (SGX). Di dalam BEI, hanya terdapat perusahaan go public yang terdaftar di dalam cangkupan bisnis Indonesia, sedangkan SGX mencangkup seluruh perusahaan go public di ASIA dan bahkan dunia.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
a. Sejarah Bursa Efek Indonesia
Bursa Efek Indonesia (disingkat BEI, atau Indonesia Stock Exchange (IDX)) merupakan bursa hasil penggabungan dari Bursa Efek Jakarta (BEJ) dengan Bursa Efek Surabaya (BES). Demi efektivitas operasional dan transaksi, Pemerintah memutuskan untuk menggabung Bursa Efek Jakarta sebagai pasar saham dengan Bursa Efek Surabaya sebagai pasar obligasi dan derivatif. Bursa hasil penggabungan ini mulai beroperasi pada 1 Desember 2007.
BEI menggunakan sistem perdagangan bernama Jakarta Automated Trading System (JATS) sejak 22 Mei 1995, menggantikan sistem manual yang digunakan sebelumnya.Sejak 2 Maret 2009 sistem JATS ini sendiri telah digantikan dengan sistem baru bernama JATS-NextG yang disediakan OMX.
Bursa Efek Indonesia berpusat di Gedung Bursa Efek Indonesia, Kawasan Niaga Sudirman, Jalan Jenderal Sudirman 52-53, Senayan, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan
Untuk memberikan informasi yang lebih lengkap tentang perkembangan bursa kepada publik, BEI menyebarkan data pergerakan harga saham melalui media cetak dan elektronik. Satu indikator pergerakan harga saham tersebut adalah indeks harga saham. Saat ini, BEI mempunyai beberapa jenis indeks, ditambah dengan sepuluh jenis indeks sektoral. Indeks tersebut adalah :
· IHSG, menggunakan semua saham tercatat sebagai komponen kalkulasi Indeks.
· Indeks Individual, yang merupakan Indeks untuk masing-masing saham didasarkan harga dasar.
· Indeks LQ45, menggunakan 45 saham terpilih setelah melalui beberapa tahapan seleksi.
· Indeks IDX30, menggunakan 30 saham terpilih setelah melalui beberapa tahapan seleksi.
· Indeks Kompas100, menggunakan 100 saham pilihan harian Kompas.
· Indeks Sektoral, menggunakan semua saham yang masuk dalam sektor yang sama.
· Jakarta Islamic Index, menggunakan 30 saham terpilih yang termasuk dalam Daftar Efek Syariah yang diterbitkan oleh Bapepam-LK (Kini OJK ).
· Indonesia Sharia Stock Index (ISSI), yang menggunakan semua saham yang termasuk dalam Daftar Efek Syariah yang diterbitkan oleh Bapepam-LK (Kini OJK).
· Indeks Bisnis-27, menggunakan 27 saham terpilih bekerja sama dengan Harian Bisnis Indonesia.
· Indeks Pefindo25, menggunakan 25 saham terpilih bekerjasama dengan Pefindo.
· Indeks SRI-KEHATI, menggunakan 25 saham terpilih yang menerapkan prinsip tata kelola yang baik dan kepedulian terhadap lingkungan, bekerjasama dengan Yayasan Kehati.
· Indeks SMinfra18, menggunakan 18 saham terpilih yang bergerak dalam bidang infrastruktur dan penunjangnya, bekerjasama dengan PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero).
· Indeks Papan Utama dan Papan Pengembangan, indeks yang didasarkan pada kelompok saham yang tercatat di BEI yaitu kelompok Papan Utama dan Papan Pengembangan.
b. Sejarah Bursa Efek Singapura
Bursa efek Singapura (bahasa Inggris: Singapore Exchange atau SGX, SGX: S68) adalah bursa saham yang berlokasi di Singapura, sebelumnya dikenal sebagai Stock Exchange of Singapore (SES) sampai menggabungkan dengan Singapore International Monetary Exchange (SIMEX) pada 30 November 1999. Bursa ini juga memperdagangkan sekuritas lainnya seperti obligasi pemerintah dan derivatif seperti opsi saham. Indeks pasar saham utama SGX adalah Indeks Straits Times (Strait Times Index, STI).
Singapore Exchange Limited adalah perusahaan induk investasi yang memberikan layanan berbeda yang berkaitan dengan perdagangan derivatif dan sekuritas dan lain-lain. SGX adalah anggota World Federation of Exchanges dan Asian and Oceanian Stock Exchanges Federation
Masa perdagangan di bursa SGX adalah 09:00 hingga 17:00 setiap hari kecuali Sabtu, Minggu, dan hari libur yang ditetapkan pengelola bursa sebelumnya.
c. Pengertian Analisis Laporan Keuangan
Analisis laporan keuangan perusahaan merupakan pembahasan yang sangat penting dalam bidang manajemen keuangan. Menganalisis laporan keuangan berarti kita menilai kinerja perusahaan, baik secara internal perusahaan maupun dibandingkan dengan industrinya. Hal ini berguna bagi perkembangan perusahaan, untuk mengetahui seberapa efektifkah perusahaan mereka bekerja. Analisis ini sangat berguna tidak hanya bagi internal perusahaan, tapi juga investor serta stakeholder lainnya.
Analisis keuangan dilakukan oleh seorang profesional yang menyajikan laporan dalam bentuk rasio yang menggunakan informasi sebagaimana tersaji dalam laporan keuangan. Laporan ini biasanya disajikan kepada pimpinan puncak suatu usaha sebagai acuan untuk mengambil suatu kebijakan perusahaan.
Berdasarkan hasil analisis ini maka manajemen dapat memutuskan berbagai keputusan manajemen misalnya :
· Melanjutkan atau tidak melanjutkan operasional suatu usaha atau bagian dari suatu usaha.
· Melakukan pembuatan atau pembelian bahan baku dalam proses produksi
· Melakukan pembelian atau menyewa mesin-mesin produksi
· Melakukan penerbitan saham atau melakukan negosiasi untuk memperoleh pinjaman bank guna meningkatkan modal kerja perseroan.
· Berbagai keputusan lainnya yang memungkinkan manajemen melakukan pilihan yang tepat terhadap berbagai alternatif yang ada dalam mengelola perusahaan.
Analisis keuangan seringkali menilai suatu usaha berdasarkan :
· Profitabilitas adalah kemampuan perseroan untuk menghasilkan suatu keuntungan dan menyokong pertumbuhan baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang. Profitabilitas perseroan biasanya dilihat dari laporan laba rugi perseroan (income statement) yang menunjukkan laporan hasil kinerja perseroan.
· Solvabilitas adalah kemampuan perseroan untuk memenuhi seluruh kewajibannya, yang diukur dengan membuat perbandingan seluruh kewajiban terhadap seluruh aktiva dan perbandingan seluruh kewajiban terhadap ekuitas
· Likuiditas adalah kemampuan perseroan untuk memenuhi kewajiban lancarnya yang diukur dengan menggunakan perbandingan antara aktiva lancar dengan kewajiban lancar.
· Stabilitas adalah kemampuan perseroan dalam mempertahankan usahanya dalam jangka waktu panjang tanpa harus menderita kerugian. Untuk menilai stabilitas perseroan digunakan laporan laba rugi dan neraca keuangan (balance sheet) perseroan serta berbagai indikator keuangan dan non keuangan lainnya.
d. Pengertian Rasio Keuangan
Menurut Mahmud M.Hanadie Analisis rasio adalah penggabungan yang menunjukkan hubungan antara suatu unsur dengan unsur lainnya dalam laporan keuangan, hubungan antara unsur laporan tersebut dinyatakan dalam bentuk matematis yang sederhana.
Tujuan dari analisis ratio adalah untuk membantu manager finansial memahami apa yang perlu dilakukan oleh perusahaan, berdasarkan informasi yang tersedia dan sifatnya terbatas.
Analisis ratio pada dasarnya tidak hanya berguna bagi kepentingan intern perusahaan saja melainkan juga pihak luar dan ini berbeda menurut kepentingan khusus dari analisis atau pihak yang berkepentingan.
Analisis ratio berguna bagi para analisis intern untuk membantu manajemen membuat evaluasi mengenai hasil-hasil operasinya, memperbaiki kesalahan-kesalahan dan menghindari keadaan yang dapat menyebabkan kesultan keuangan.
Jenis – Jenis Rasio Keuangan
A. Liquidity Ratio {Rasio Likuiditas}
1. Current Ratio {Rasio Lancar}
Current Ratio (CR) = Aktiva Lancar / Hutang Lancar X 100%
Aktiva Lancar : kas, surat” berharga, piutang, & persediaan.
Hutang Lancar : hutang dagang, hutang wesel, hutang pajak, hutang gaji/upah, & hutang jangka pendek lainnya.
2. Quick Ratio {Rasio Cepat}
Quick Ratio (QR) = Aktiva Lancar – Persediaan / Hutang Lancar
Menfokuskan pd komponen” aktiva lancar yg lebih lancar : surat” beharga, & piutang dihubungkan dengan hutang lancar atau hutang jangka pendek.
B. Activity Ratio {Rasio Aktivitas}
1. Receivable Turnover {Putaran Piutang}
Receivable Turnover = Penjualan Kredit Bersih Setahun / Rata-Rata Piutang
Memberikan wawasan tentang kualitas piutang perusahaan {piutang dagang} & kesuksesan perushaan dalam mengumpulkan piutang dagang.
2. Inventory Turnover {Perputaran Persediaan}
Inventory Turnover = Harga Pokok Penjualan / Rata-Rata Persediaan
Digunakan untuk mengukur efektivitas menajemen perusahaan dalam mengelola persediaan.
3. Receivable Turnover in Day {Perputaran Piutang Harian}
Average Collection Period = Jumlah hari dalam Setahun / Pertukaran Piutang
Atau
Average Collection Period = Piutang X Jumlah Hari dalam Setahun / Penjualan Kredit
Digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam mengumpulkan jumlah piutang dalam jangka waktu tertentu.
4. Total Assets Turnover {Perputaran Aktiva}
Total Assets Turnove (TATO) = Penjualan Bersih / Total Aktiva
Digunakan untuk mengukur perputaran dari semua aset yang dimiliki perusahaan.
C. Leverage {Debt} Ratio {Rasio Hutang}
1. Debt Ratio {Rasio Hutang}
Debt Ratio = Total Hutang / Total Aktiva
Digunakan untuk mengukur berapa persen perusahaan yang dibelanjai dengan hutang.
2. Total Debt to Equity Ratio {Rasio Total Hutang terhadap Modal Sendiri/Equita}
Total Debt to Equity Ratio = Total Hutang / Total Aktiva
Perbandingan total hutang yang dimiliki perusahaan dengan modal sendiri (ekuitas)
D. Profitability Ratio {Rasio Keuntungan}
1. Gross Profit Margin
Gross Profit Margin = Penjualan Bersih – Harga Pokok Penjualan / Penjualan Bersih
2. Net Profit Margin (Marjin Laba Bersih)
Net Profit Margin = Laba bersih setelah pajak / Penjualan Bersih
Keuntungan penjualan setelah menghitung seluruh biaya dan pajak penghasilan.
3. Return on Investment (ROI)
Return on Investment = Laba bersih setelah pajak / Total Aktiva
4. ROI dan Pendekatan Dupont
ROI= EAT / Total Aktiva
5. Return on Equity (ROE)
Return on Equity = Laba bersih setelah pajak / Total Modal sendiri
Mengukur seberapa banyak keuntungan yang menjadi hak pemilik modal sendiri.
6. Rentabilitas Ekonomis
Rentabilitas Ekonomis = Laba usaha atau EBIT / Total Aktiva
Mengukur kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba usaha dengan aktiva yang digunakan untuk memperoleh laba.
BAB III
METODE ANALISIS
Laporan keuangan yang akan penulis analisis adalah terdiri dari dua perusahaan, yang pertama adalah sebuah perusahaan Jerman yang berada di Indonesia dan terdaftar di dalam Bursa Efek Indonesia yaitu PT. MERK, tbk. , sedangkan perusahaan kedua adalah perusahaan asal Indonesia yang terdaftar dalam Singapore Exchanges (SGX) yaitu PT. Indofood Agri Resources Ltd. Laporan perusahaan yang akan di analisis adalah laporan pkeuangan perusahaan pada tahun 2012, dan dengan menggunakan alat analisis sebagai berikut:
A. Liquidity Ratio {Rasio Likuiditas}
1. Current Ratio {Rasio Lancar}
Current Ratio (CR) = Aktiva Lancar / Hutang Lancar X 100%
Aktiva Lancar : kas, surat” berharga, piutang, & persediaan.
Hutang Lancar : hutang dagang, hutang wesel, hutang pajak, hutang gaji/upah, & hutang jangka pendek lainnya.
2. Quick Ratio {Rasio Cepat}
Quick Ratio (QR) = Aktiva Lancar – Persediaan / Hutang Lancar
Menfokuskan pd komponen” aktiva lancar yg lebih lancar : surat” beharga, & piutang dihubungkan dengan hutang lancar atau hutang jangka pendek.
B. Activity Ratio {Rasio Aktivitas}
1. Total Assets Turnover {Perputaran Aktiva}
Total Assets Turnove (TATO) = Penjualan Bersih / Total Aktiva
Digunakan untuk mengukur perputaran dari semua aset yang dimiliki perusahaan.
C. Leverage {Debt} Ratio {Rasio Hutang}
1. Debt Ratio {Rasio Hutang}
Debt Ratio = Total Hutang / Total Aktiva
Digunakan untuk mengukur berapa persen perusahaan yang dibelanjai dengan hutang.
D. Profitability Ratio {Rasio Keuntungan}
1. Net Profit Margin (Marjin Laba Bersih)
Net Profit Margin = Laba bersih setelah pajak / Penjualan Bersih
Keuntungan penjualan setelah menghitung seluruh biaya dan pajak penghasilan.
2. Return on Investment (ROI)
Return on Investment = Laba bersih setelah pajak / Total Aktiva
3. Return on Equity (ROE)
Return on Equity = Laba bersih setelah pajak / Total Modal sendiri
Mengukur seberapa banyak keuntungan yang menjadi hak pemilik modal sendiri.
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Liquidity Ratio {Rasio Likuiditas}
1. Current Ratio {Rasio Lancar}
PT. MERK
|
PT. INDOFOOD AGRI RESOURCES
|
Analisisis:
Setiap Rp 1,- utang lancar di jamin oleh 3.87 aktiva lancar
|
Analisis:
Setiap Rp 1,- utang lancar di jamin oleh 1.80 aktiva lancar
|
PT. MERK
|
PT. INDOFOOD AGRI RESOURCES
|
Analisis:
Setiap Rp 1,- utang lancar di jamin dengan quick assets sebesar 1.889
|
Analisis:
Setiap Rp 1,- utang lancar di jamin dengan quick assets sebesar 1.398
|
B. Activity Ratio {Rasio Aktivitas}
1. Total Assets Turnover {Perputaran Aktiva}
PT. MERK
|
PT. INDOFOOD AGRI RESOURCES
|
Setiap Rp1,- dari keseluruhan aktiva dapat menghasilkan penjualan sebesar Rp 1.633.
|
Analisis:
Setiap Rp1,- dari keseluruhan aktiva dapat menghasilkan penjualan sebesar Rp 0.397.
|
C. Leverage {Debt} Ratio {Rasio Hutang}
1. Debt Ratio {Rasio Hutang}
PT. MERK
|
PT. INDOFOOD AGRI RESOURCES
|
Analisis:
Bagian setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan jaminan untuk keseluruhan hutang .26.8% dari setiap rupiah aktiva menjadi jaminan utang.
|
Analisis:
Bagian setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan jaminan untuk keseluruhan hutang . 34.4% dari setiap rupiah aktiva menjadi jaminan utang.
|
D. Profitability Ratio {Rasio Keuntungan}
1. Net Profit Margin (Marjin Laba Bersih)
PT. MERK
|
PT. INDOFOOD AGRI RESOURCES
|
Analisis:
Setiap Rp 1,- penjualan menghasilkan keuntungan neto sebesar Rp 0,11
|
Analisis:
Setiap rupiah penjualan menghasilkan keuntungan neto sebesar Rp 0,13
|
2. Return on Investment (ROI)
PT. MERK
|
PT. INDOFOOD AGRI RESOURCES
|
Analisis:
Setiap Rp1,- dari keseluruhan aktiva dapat menghasilkan keuntungan neto sebesar Rp0.18.
|
Analisis:
Setiap Rp1,- dari keseluruhan aktiva dapat menghasilkan keuntungan neto sebesar Rp0.05.
|
3. Return on Equity (ROE)
PT. MERK
|
PT. INDOFOOD AGRI RESOURCES
|
Analisis:
Setiap Rp1,- dari keseluruhan modal dapat menghasilkan keuntungan neto sebesar Rp0.25.
|
Analisis:
Setiap Rp1,- dari keseluruhan modal dapat menghasilkan keuntungan neto sebesar Rp0.16.
|
BAB V
KESIMPULAN
Jadi hasil dari analisis laporan keuangan yang telah penulis teliti adalah sebagai berikut:
Hasil analisis untuk perusahaan yang terdaftar di IDX, yaitu PT. MERK
- Setiap Rp 1,- utang lancar di jamin oleh 3.87 aktiva lancar
- Setiap Rp 1,- utang lancar di jamin dengan quick assets sebesar 1.889
- Setiap Rp1,- dari keseluruhan aktiva dapat menghasilkan penjualan sebesar Rp 1.633.
- Bagian setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan jaminan untuk keseluruhan hutang .26.8% dari setiap rupiah aktiva menjadi jaminan utang.
- Setiap Rp 1,- penjualan menghasilkan keuntungan neto sebesar Rp 0,11
- Setiap Rp1,- dari keseluruhan aktiva dapat menghasilkan keuntungan neto sebesar Rp0.18.
- Setiap Rp1,- dari keseluruhan modal dapat menghasilkan keuntungan neto sebesar Rp0.25.
Hasil analisis untuk perusahaan yang terdaftar di SGX, yaitu PT. IndofoodAgri Resources
- Setiap Rp 1,- utang lancar di jamin oleh 1.80 aktiva lancar
- Setiap Rp 1,- utang lancar di jamin dengan quick assets sebesar 1.398
- Setiap Rp1,- dari keseluruhan aktiva dapat menghasilkan penjualan sebesar Rp 0.397.
- Bagian setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan jaminan untuk keseluruhan hutang . 34.4% dari setiap rupiah aktiva menjadi jaminan utang.
- Setiap rupiah penjualan menghasilkan keuntungan neto sebesar Rp 0,13
- Setiap Rp1,- dari keseluruhan aktiva dapat menghasilkan keuntungan neto sebesar Rp0.05.
- Setiap Rp1,- dari keseluruhan modal dapat menghasilkan keuntungan neto sebesar Rp0.16.
Lampiran
Daftar pustaka: